Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Saat Melakukan Zero Check Transmitter

Zero check merupakan sebuah prosedur yang dilakukan untuk mengembalikan nilai output transmitter kepada 4.00 mA pada saat tekanan pada HP dan LP sama atau pada tekanan atmosfer atau pada kondisi harga 0 nya.
Zero check merupakan prosedur pengecekan awal yang biasa dilakukan ketika terjadi ketika terjadi keraguan terhadap penunjukan suatu transmitter. Hal ini dikarenakan proses melakukan zero check sangat praktis dan dapat dilakukan di tempat tanpa harus melepas dan membawa transmitter ke bengkel. Selain itu, umumnya pergeseran harga zero transmitter lebih sering terjadi daripada pergeseran nilai spannya. Oleh karenanya, jika transmitter memiliki catatan belum lama dikalibrasi tetapi telah menunjukan keraguan akan hasil pengukurannya, maka prosedur zero check dilakukan untuk memastikan bahwa transmitter tidak kehilangan sensing terhadap pengukuran harga 0-nya.
Meski zero check adalah prosedur yang praktis, tetapi jika tidak tepat dalam melakukannya akan menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat dan menyebabkan error yang besar. Beberapa orang menganggap zero check hanya mengembalikan nilai output pada 4.mA pada saat equalizing atau pada tekanan atmosfer saja. Kenyataannya tidak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan zero check. Oleh karenanya sebelum kita melakukan zero check, kita perlu pahami hal-hal berikut.

  1. Jenis Transmitter
    Prosedur Zero check untuk tiap transmitter bisa saja tidak sama. Untuk beberapa transmitter jenis pressure transmitter misalnya, kita cukup melakukan zero-check dengan memaparkannya pada tekanan 1 atmosfer atau cukup dengan mengisolasi tekanan proses kemudian menghilangkan tekanan proses dengan melakukan drain hingga transmitter hanya mendapatkan tekanan ruang saja.

    Atau jenis transmitter untuk level transmitter jenis differential pressure, dapat dilakukan zero check dengan melakukan simulasi tangki 0% tanpa mengosongkan tangkinya. Postingan lebih lanjut terkait hal ini dapat dilihat di link berikut ini.

    Pada transmiiter jenis flow meter, cukup dengan memblock proses sehingga flow berhenti mengalir atau cukup dengan mensimulasikan seolah-olah flow tidak mengalir. Pada transmitter flow jenis magnetik, coriolis, vortex, turbin flow meter umumnya hanya dapat di zero-cek dengan benar-benar mem-block flow yang melewatinya. Baik itu di posisi upstream (sebelum sensor) atau downstream (sesudah sensor). Flow yang diblock hanya perlu tidak mengalir saja, tidak perlu dikosongkan (khusus jenis coriolis, selain memblock flow, pastikan dua tube coriolisnya terisi penuh oleh fluida tanpa ada bubble atau air space di dalamnya). Pada posisi ini, pastikan blocking flow dapat dilakukan dan tidak mengganggu proses yang sedang berjalan. Pada jenis differential pressure flow meter, cukup dengan memblock manifold pada transmitter kemudian membuka equalizing valvenya untuk melakukan zero check tanpa harus mengosongi ruang ukur transmitter. Tetapi jika flow transmitter tersebut menggunakan fill fluid di dalamnya, kita perlu memblock header block valve kemudian meng-atmosfer-kan tekanan pada pipe line transmitter dan memastikan fill fluid terisi penuh sesuai dengan kebutuhan operasionalnya.


  2. Tipe Transmitter
    Tipe transmitter juga mempengaruhi bagaimana zero-check dilakukan.
    Beberapa pressure transmitter dapat di zero kan hanya dengan men-drain tekanan proses yang terjebak padanya, beberapa harus membuka flange dan tidak boleh sembarangan meletakkan sensing elemennya karena akan mempengaruhi terhadap akurasi hasil pengukuran seperti pada pressure transmitter jenis remote seal yang tentu kedudukan membrane flange terhadap transmitter sangat mempengaruhi akurasi nilai ukur transmitternya. Remote seal transmitter memiliki pipa kapiler yang terisi oleh fill fluid tertentu sehingga ketika ujung membrane flange berada lebih tinggi dari transmiiter, dia akan menghasilkan nilai positif, sebaliknya bila lebih rendah akan menghasilkan nilai negatif. Seperti pada link berikut ini.

    Beberapa level transmitter dapat di-zero check dengan melakukan isolasi transmitter terhadap proses dan drain pada ruang ukurnya (chamber) hingga dapat dipastikan displacer atau floater bebas dan kembali ke posisi saat chamber sedang kososng. Beberapa level transmitter jenis differential pressure tipe remote seal perlu diisolasi dan di-drain tekanan prosesnya kemudian memastikan tidak ada tekanan proses yang terjebak dan kedua membrane flange tetap pada kedudukannya. Selanjutnya jika jenis transmiiternya adalah radar maka benar-benar perlu memastikan level tangki pada 0% level dan seling atau stick radar bebas dari kotoran dan singgungan terhadap ruangnya (chamber). Beberapa transmitter jenis differential pressure biasa perlu disimulasikan agar mengalami zero condition tanpa mengosongkan tangki seperti di link berikut ini.

    Flow transmitter juga demikian, ada yang perlu di zerokan dengan memblok proses ada yang perlu mensimulasinya seolah-olah flow tidak mengalir. Dan sebagainya. Oleh karenanya kita perlu memahami betul terkait tipe transmitter yang akan kita zero check.
  3. Instalasi Transmitter
    Beberapa transmitter di pasang dengan elevasi kedudukan tertentu sehingga ketika di-atmosfer-kan akan menunjukan nilai minus. Beberapa transmitter dipasang di proses yang memiliki kevakuman sehingga output 4.00 mA bisa saja tidak di tekanan 0 Kg. Atau beberapa transmitter bisa jadi harus di-zero check sesuai dengan instalasinya saat ini dan tidak bisa dipindah-pindahkan begitu saja seperti level transmitter dengan remote seal, tidak bisa asal diletakkan dengan jarak sekian saja karena bisa saja jarak itu tidak sesuai degan kondisi di lapangan. Ada juga transmitter yang dipasang dengan sealing water karena potensi kebuntuan dari prosesnya. Jenis transmitter ini harus lebih teliti lagi jika di-zero-kan.
  4. Jenis Fluida yang digunakan
    Beberapa level transmitter yang menggunakan instalasi wet leg akan menggunakan fluida tertentu sebagai fill fluid pada line LP nya. Pemilihan fill fluid yang digunakan didasarkan pada proses yang diukur. Ada yang memang menggunakan itu karena fill fluid tidak akan bereaksi terhadap proses sehingga berat jenis fill fluid dapat dipertahankan dalam waktu yang lama. Ada yang fill fluidnya cukup dengan air karena proses yang diukur juga air. Dan sebagainya. Oleh karena itu, penggunaan fill fluid ini tentu harus teridentifikasi jenisnya. Fill Fluid yang berbeda akan menghasilkan masa yang berbeda tergantung masa jenis fill fluid itu. Maka dari itu penting untuk mengetahui jenis fill fluid yang digunakan sebelum melakukan modifikasi pada line yang terisi fill fluid agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran kedepannya.
  5. Reset Bias Value
    Beberapa transmitter sering mengalami kegagalan saat di-zero-kan yaitu ketika di-zero trim-kan, transmitter sempat menunjukan nilai 0, tetapi berangsur-angsur naik menjadi sekian. Hal ini sering saya jumpai pada transmitter ABB. Bias Value pada ABB muncul setelah zero-check. Bias Value sebenarnya digunakan sebagai referensi dan koreksi atas instalasi transmitter pada bracket-nya. Tetapi nilai Bias yang terlalu besar dapat mempengaruhi pengukuran, oleh karena itu nilai ini perlu direset ke 0 sebelum melakukan zero trim pada proses.
  6. Kesehatan Modul
    Selain pada Bias Value, output transmitter yang terus naik ketika zero check bisa juga disebabkan oleh modul yang sudah mulai bermasalah. Penggantian modul mungkin diperlukan ketika nilai zero transmitter mengalami hunting.

No comments:

Post a Comment